Mendesain kamar tidur hendaknya disesuaikan dengan keinginan sang anak
Perkembangan desain interior selalu menarik perhatian untuk diperbincangkan. Salah satunya adalah desain kamar tidur untuk anak. Memang sangat banyak referensi akan hal yang satu ini. Tetapi, apakah
semua referensi yang ada sesuai dengan keinginan sang anak? Belum tentu, karena mereka memiliki pemikiran tersendiri akan kamar yang aman dan nyaman. Kalau ini tidak diperhatikan orangtua dan para desainer interior, hal ini sedikit-banyak akan mempengaruhi sang anak dari sisi psikologis.
Anak-anak akan mencintai sesuatu apabila membuat mereka nyaman, aman dan menyenangkan. Sama halnya dengan kamar tidur, agar si kecil mencintai kamarnya sendiri, ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua. Mulai dari penyediaan berbagai kebutuhan anak di dalam kamar, sampai mengajak si kecil terlibat dalam penataannya.
Dalam mendesain kamar tidur untuk sang buah hati boleh dibilang susah-susah gampang. Ya, karena pastinya para desainer kamar tidur anak bukan berbicara langsung pada sang anak, melainkan bertemu dan berbicara kepada orang tuanya. Nah, di sini kesulitan langsung datang. Sebabnya, yang langsung terungkap adalah keinginan sang mama-papa tentang interior kamar anaknya. Kedua orang tuanyalah ingin begini dan begitu.
Tidak jarang orangtua membawa beberapa sketsa gambar referensi kamar anak yang mereka dapat dari buku interior atau foto. Padahal, interior kamar anak idealnya adalah hasil keinginan sang anak. Jangan mengira anak tidak punya gagasan apa-apa tentang interior kamarnya. Memang sih, umumnya mereka setuju saja dengan pandapat orang tua mereka.
Lalu bagaimana dengan anak usia 2 atau 3 tahun? Mereka itukan belum mengerti apa-apa. Menurut salah satu desainer interior, orang tua keliru jika tidak memperhatikan aspirasi sang anak, meski masih kecil sekali pun.
“Sebelum kita mendesain kamar tidur anak, ada baiknya kita memperhatikan bagaimana keseharian mereka. Seperti mengerti apa warna kesukaan dan serta bentuk atau motif-motif apa yang ia sukai,” jelas Fauzan. “Kan, yang menempati kamar itu nantinya sang anak, bukan orang tuanya. Jadi sudah sepantasnya lah kita memperhatikan apa yang mereka inginkan,” tambahnya. Menurut desainer interior yang memiliki kantor di bilangan Senayan ini, anak tetap harus dilibatkan dalam penataan kamar tidurnya, bahkan meski sang anak masih berusia 2-3 tahun.
Apalagi untuk anak usai 6-12 tahun, dimana anak pada usia ini mereka mulai berinteraksi dengan dunia luar. Sudah memiliki persepsi yang boleh dibilang berlawanan dengan orangtuanya. Ada baiknya membuat desain kamar yang di dalamnya tampak seperti sebuah pemandangan di dunia imajinasi mereka. Seperti di dalam hutan, dunia di dalam laut, dunia boneka, dunia bunga. Atau sesuai dengan imajinasi mereka tentang karakter kartun favorit.
Semua hal tersebut tidak mudah didapatkan, karena orangtua ataupun desainer-nya harus melakukan pendekatan serta pengamatan terlebih dahulu terhadap sang anak. Kalau sudah demikian pasti akan mudah menciptakan kamar tidur yang pastinya nyaman untuk mereka. Karena gaya serta kebutuhan yang mereka inginkan telah ada di sana. Kalau toh ada orang tua yang egois “Pokoknya kamar anak saya harus begini… harus begitu…” hendaknya para desainer memberikakan pengertian pada orangtua agar mereka mau bertanya apa sih yang anak inginkan.
Gaya desain kamar tidur anak
Untuk ruang tidur anak perempuan, biasanya mereka sangat menyukai benda-benda yang indah, lucu, cantik dan berwarna menarik. Motif atau pola bunga, boneka, meja rias dan cermin serta dominasi warna cerah misalnya merah muda yang sangat “girlie” dan feminim, pasti sangat menarik bagi gadis-gadis kecil yang sudah mulai ingin berdandan, bermain boneka dengan teman-teman sebayanya.
Sementara untuk ruang tidur anak laki-laki, imajinasi tentang karakter kartun favorit yang ditontonnya pada televisi biasanya menjadi dominasi aksen pada ruang tidur anak laki-laki. Sedangkan hobi maupun olahraga kesukaan mereka akan tampak pada ciri khas furniture yang diperlukan untuk menyimpan benda-benda hobi dan peralatan olah raga mereka. Ruang tidur anak laki-laki cenderung mencerminkan kepribadian yang kuat melalui aktifitas favorit mereka dalam warna yang lebih tegas atau menyesuaikan dengan tema karakter kartun kesukaan / superhero. (ahm – berbagai sumber)
Tips Mendesain Kamar Tidur Anak
1. Hindari penggunaan barang yang menggunakan bahan berbahaya. Khususnya cat. Jangan ada bidang atau sudut yang tajam. Dan jangan menaruh barang dekoratif yang membahayakan di kamar anak.
2. Perhatikan sirkulasi udara ke kamar tersebut. Untuk anak-anak di bawah lima tahun, akses dari dan ke kamar orang tua harus menjadi pertimbangan.
3. Siapkan space/ruang untuk meja belajar. Walaupun, semua itu belum dibutuhkan saat ini.
4. Lengkapi perabot untuk penyaluran hobi anak, seperti hobi mencoret-coret dan sebagainya.
Sumber : www.pasarinfo.com