KOMPAS.com - Pascabersalin tubuh ibu akan mengalami beberapa perubahan yang alami. Perubahan ini merupakan serangkaian proses yang diperlukan tubuh untuk pemulihan kondisi fisik dan penyesuaian dari masa hamil menuju masa nifas dan menyusui. Ada beberapa perubahan yang sewajarnya dialami oleh para ibu pascabersalin dan merupakan sesuatu yang tidak perlu dicemaskan.
Namun demikian kurangnya informasi tentang proses perubahan yang terjadi tersebut akan menimbulkan rasa kuatir dan bahkan ibu nifas merasa kurang nyaman akibat rasa nyeri yang kadang dirasakan. Oleh karena itu, perlu kita mengenal sejumlah penyebab nyeri pada ibu pascabersalin berikut ini :
1. Nyeri pada perut ( rahim )
Pada saat hamil, rahim seorang ibu akan membesar sesuai ukuran janin yang dikandung. Begitu bayi lahir maka perlahan-lahan rahim akan menyusut dan mengecil hingga sebesar buah pir kecil. Proses kembalinya ke bentuk semula dari rahim ini disertai dengan rasa seperti kram pada perut.
Dalam kebidanan disebut dengan kontraksi rahim. Kontraksi rahim ini diperlukan agar rahim dapat segera mengecil dan pembuluh darah yang terluka saat lepasnya ari-ari dari dinding rahim dapat segera menutup kembali, sehingga tidak terjadi perdarahan. Kadang, sensasi nyeri seperti kram ini semakin terasa saat menyusui, ibu tak perlu cemas karena justru dengan rangsangan hisapan bayi akan membantu keluarnya hormon oksitosin yang membantu proses kontraksi rahim tersebut. Maka, tidak mengherankan bila ibu menyusui akan lebih cepat pulih rahimnya dan terhindar dari risiko perdarahan juga. Gunakan gurita yang nyaman, sering buang air kecil dan lakukan relaksasi nafas bila nyeri atau kram tersebut muncul.
2. Nyeri payudara
Paska persalinan setelah dua atau tiga hari seorang ibu nifas akan merasakan payudaranya mulai sedikit tegang dan penuh. Sekitar payudara terasa nyeri sedikit dan membengkak. Pada keadaan ini, payudara telah memulai fungsinya memproduksi air susu bagi bayi. Produksi ASI semakin hari akan semakin banyak. Oleh karena itu, dibutuhkan penghisapan yang teratur dari bayi sejak lahir, yakni dengan inisiasi menyusu dini.
Pada beberapa ibu nifas, ada yang mengalami pembesaran kelenjar susu hingga di area sekitar ketiak. Tidak perlu khawatir itu bukan penyakit atau kelainan, namun karena aktivitas hormon yang memproduksi ASI bagi bayi. Bagian puting payudara juga akan sedikit keras dan sensitif. Gunakan bra yang nyaman, lakukan kompres hangat pada sekitar payudara dan sering kosongkan ASI dengan menyusui untuk meredakan keluhan nyeri.
3. Nyeri perineum dan bengkak pada vagina
Pada saat latihan duduk dan berjalan pascabersalin, ibu nifas mungkin akan mengalami keluhan sedikit nyeri pada sekitar jalan lahir baik bekas luka jahitan maupun keluhan bengkak atau lecet pada vagina. Tidak perlu cemas, pada keadaan dimana bagian tubuh mengalami robekan maka saraf di sekitar luka akan menjadi sangat peka dan timbul nyeri, namun semakin aktif bergerak, rasa nyeri akan semakin berkurang.
Pada keadaaan bengkak atau lecet pada sekitar vagina mungkin sementara akan sedikit mengganggu kenyamanan ibu, tak perlu cemas hal ini akibat penekanan kepala bayi saat lahir. Keadaan bengkak pada vagina secara perlahan akan mengempis dan kembali ke bentuk semula. Lakukan relaksasi nafas panjang saat latihan duduk atau jalan agar mengurangi nyeri. Yang perlu dilakukan adalah mengenakan pembalut dengan tepat, menjaga kebersihan luka jahitan, bila perlu lakukan rendam air hangat untuk mengurangi keluhan nyeri.
4. Nyeri hemoroid atau ambeien
Pada saat mengejan melahirkan tak jarang menimbulkan hemoroid (ambeien) yang diderita ibu sebelumnya menjadi keluar dari dubur dan terasa nyeri. Dengan penanganan kompres rendam air hangat akan sangat membantu mengurangi nyeri. Bila memang diperlukan bidan dan dokter akan membantu menggunakan jelly pelumas untuk memasukkan kembali hemoroid tersebut. Tetap menjaga kebersihan area sekitar dubur dan jangan takut untuk buang air besar atau mengejan.
Semua penyebab nyeri tersebut dapat dikurangi dengan mengalihkan perhatian pada perawatan bagi buah hati ibu. Bila semakin terkonsentrasi pada rasa nyeri, maka keluhan akan semakin terasa mengganggu kenyamanan. Jalani semua dengan hati ikhlas sebagai seorang ibu. Terapi atau pengobatan nyeri tidak selalu dibutuhkan sejauh ibu mampu mengatasi dengan relaksasi dan memahami penyebabnya.
Semoga bermanfaat.