Jilbab Tak Lagi Sekedar Pelengkap
Posted by TatangTugumas
Posted on Saturday, April 28, 2012
TEMPO[dot]CO, Jakarta – Gairah menggunakan busana muslimah adalah salah satu yang khas selama bulan Ramadan. Tak lengkap pula rasanya menggunakan busana muslimah tanpa kerudung atau jilbab.
Sejak semakin populernya penggunaan jilbab pada 1980-an hingga kini, jenis kerudung semakin bervariasi dan bisa disesuaikan dengan bentuk wajah penggunanya. Misalnya, dulu kerudung muslimah hanya berupa kain panjang yang disampirkan di kepala tanpa menutupi leher.
Kini perempuan punya lebih banyak pilihan. Mulai pasmina segitiga dan segi empat, pasmina Pipik Uje (meniru jilbab istri Ustad Jeffry al-Bukhori), kerudung beraplikasi lucu, kerudung lukis, bergo jumbo, hingga kerudung manset.
Perancang busana muslim Dian Pelangi mengatakan belakangan ini variasi kerudung perempuan Indonesia memang makin variatif. “Kalau dulu banyak detail bunga-bunga, lapis-lapis di atas, dan agak ramai, sekarang makin simpel,” ujar Dian ketika dihubungi Tempo kemarin.
Perempuan muda ini mengatakan kini kerudung yang cenderung simpel, lebih bersih, serta lebih licin dari bahan katun, drapery, dan bahan kaus yang lebih menyerap keringat cenderung lebih disukai. Soal warna, kata pemilik nama lengkap Dian Wahyu Utami ini, sangat bergantung pada pribadi pemakai. “Ada yang suka warna terang, ada pula warna-warna pastel. Tapi permainan teknik dan variasi tetap terjaga,” kata dia.
Salah satu jenis kerudung simpel yang banyak digemari adalah kerudung ala Timur Tengah. Gaya-gaya fashion Mesir, Turki, dan Maroko banyak memberi pengaruh terhadap kerudung para muslimah ini. Ciput (dalaman penutup rambut) Arab, pasmina, atau kerudung berlapis dengan aksesori kerlap-kerlip atau kaftan dengan kerlap-kerlip di dada, yang merujuk pada model Timur Tengah, juga masih banyak dipakai.
Yang suka busana agak unik bisa memilih kerudung Paris lollypop yang penuh dengan bola beludru warna-warni di pinggirnya. Jika tertarik model internasional, banyak pula pilihan. Mulai dari kerudung Turki, Dubai, Arab Saudi, hingga Pakistan.
Khusus tahun ini muncul jilbab hoodie, yaitu kardigan panjang dengan pelengkap hoodie yang disampirkan ke kepala. “Dengan hoodie, dalaman ala ninja jadi lebih bergaya dengan permainan teknik syal dan scarf,” ujar Dian yang lulusan sekolah mode Esmod.
Di sisi lain, ada muslimah Indonesia yang sedang demam mengenakan jilbab dengan menggunakan scarf atau selendang batik atau jumputan yang dimodifikasi lebih apik. Bagi mereka yang tidak berjilbab atau belajar berkerudung, model kerudung turban (semi-kerudung) dengan rambut terlihat sedikit menyembul juga menjadi tren.
Di pusat grosir terbesar se-Asia Tenggara, Tanah Abang, Jakarta Pusat, desain dan gaya jilbab tak jadi ukuran. Justru orang banyak mencari jilbab yang mengusung nama Syahrini. “Sebenarnya, sih, nama Syahrini itu bukan karena modelnya,” ujar Siska, pengawas sebuah toko di Blok A, saat ditemui. Penggunaan nama Syahrini hanya untuk memudahkan pengunjung memilih model.
Memang, di gerai milik Siska, bukan cuma ada jilbab berlabel Syahrini. Ada juga berbagai tunik yang disebut bermodel Zaskia Mecca, model Marshanda, hingga model sinetron Islam KTP.
Memberi model sesuai dengan nama artis, diakui Siska, ikut mendongkrak angka penjualan. “Nanti ada orang tanya, ‘Ini yang dipakai Syahrini, ya?’” ujar dia menirukan pertanyaan pembeli. Lalu konsumen pun tertarik membeli karena melihat idolanya memakai baju serupa. “Pinter-pinter kitanya saja untuk menjual.”
Pemilik toko di Blok A lantai 1, Franky, mengakui hal serupa. Penamaan model artis hanya untuk memudahkan dan menarik minat pembeli. “Kami kasih nama kalau ada sinetron yang diputar panjang dan terkenal,” kata dia. Di gerai milik Franky tercatat ada tunik dan kemeja lengan panjang model Manohara, model Asmirandah, dan model Sandra Dewi.
Selain kerudung model Syahrini untuk penutup kepala, peci yang dikenakan tokoh Madit Musyawarah di sinetron Islam KTP banyak dicari. “Terutama anak-anak,” ujar Dede, pemilik toko sajadah, baju koko, dan sarung, yang berlokasi di Blok A. Konsumen tertarik pada model peci yang berujung lancip. Dede menuturkan, biasanya peci model Madit ini dijual sepasang, yaitu baju dan pecinya.
DIAN YULIASTUTI | DIANING SARI | UTAMI