Ternyata, bukan hanya tumis peda yang menjadi buruan pelanggan Mang Oni. ikan asin sepat pun rupanya menjadi salah satu tujuan pembeli memesan ikan itu. Sebenarnya, warung dipinggir jalan (Pija) itu juga menyediakan ayam goreng dan ayam bakar. Riki mengatakan, ia dan pacarnya selalu menyempatkan untuk makan berdua disana. Tentu, menu yang ia pilih adalah tumis peda pete. “Tumis peda ini, rasanya enak dan gurih. Pokoknya pas banget deh kalau siang-siang gini. Apa lagi makannya sama pacar, ” ucapnya seraya diamini Siska. Siska pun mengaku, tiap kali mau makan bareng, ia selalu mengajak kekasihnya itu memilih menu tumis peda ala Mang Oni. Meski mudah dan sederhana, makanan itu cukup membuat suasana semakin hangat dan akrab. “Kadang-kadang saya yang ajak kesini. Atau pacar saya yang ngajak duluan. Abis enak sih,” celotehnya.
Sementara itu, pemilik warung Mang Oni, Oni Sahroni mengatakan, omset warung yang berdiri 2005 itu terus merangkak naik. Untuk setiap harinya, ia rata-rata bisa menghabiskan 5 kilo ikan asin dan 250 potong ayam bakar dan goreng. Bahkan kalau di bulan Ramadhan Mang Oni selalu menghabiskan ikan asinnya saja hingga 8 kilogram/hari. Dengan keberhasilannya itu, kini ia sudah bisa memperkerjakan enam karyawan bersama isterinya. “Alhamdulillah, hasil usaha ini saya juga bisa menyekolahkan anak dan membeli rumah sendiri,” aku bapak dua anak itu.
Untuk bisa menikmati hidangan itu, penikmat tidak perlu mengkocek saku dalam-dalam. Oni mentarif tumis peda dan tumis sepat plus pete itu hanya Rp 13 ribu per paket. Maksudnya, jika anda memesan tumis peda plus pete, pelayan bakal menyuguhkan tumis peda plus pete, tambah nasi, tempe tahu, sambal dan salad. Sedangkan untuk ayam bakar, penikmat hanya mengeluarkan Rp 10 ribu satu paket. Warung itu kini memang selalu terlihat ramai. Oni mengaku, kini usahanya itu tengah memasuki masa kejayaan. “Alhamdulillah Kang, jualan saya selalu rame. Mudah-mudahan saja pelanggan selalu setia,” harapnya. (Radar Sukabumi)